Jumat, 14 Desember 2012

Manusia, Agama dan Keberagaman

-->
MANUSIA, AGAMA DAN KEBERAGAMAN
Tugas mata kuliah “Ilmu Sosial Budaya Dasar”
Pembimbing
Erna Nur Kholida, M. Pd.





Oleh :

1.     Ahmad Rizqi Rohmatullah      (932213511)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2012


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang dengan perkenan-Nya maka makalah“ MANUSIA, AGAMA DAN KEBERAGAMAN “  dapat terselesaikan dalam bentuk yang sangat sederhana ini. Makalah ini penulis susun berdasarkan kebutuhan Perkuliahan . Dengan harapan  makalah ini dapat dipergunakan sebaik mungkin.
Rampungnya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, terkhusus kepada Dosen Pembimbing mata kuliah “ ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR (ISBD) “. Demikian pula ucapan terima kasih kepada semua teman–teman, serta semua pihak yang tidak sempat disebut satu persatu.
Semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembacanya dan memberikan  manfaat dalam pengembangan khazamah keilmuan, khususnya dalam peningkatan kualitas pengetahuan, oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis menerima segala perbaikan dari pembaca demi pelebaran kibasan saya pengetahuan penulis.
Keberagaman kehidupan umat beragama di Indonesia sebenarnya sangat indah. Namun keindahannya tak seindah dalam kenyataannya. Meski jaminan atas kebebasan beragama dan berkeyakinan cukup kuat, namun pada tingkat implementasi masih sangat lemah. Bahkan ada kesan keragaman dianggap sebagai ancaman daripada kekayaan. 
Akhirnya,  mudah – mudahan Tuhan Yang Maha Esa tetap mencurahkan rahmat- Nya kepada kita . Amiin

Kediri, 12 Desember 2012

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dewasa ini keberagaman agama adalah salah satu corak dari salah satu keistomewaan dari sebuah Negara. Dengan adanya agama, membuat manusia lebih mempunyai dasar keimanan yang berguna untuk menjalai kihidupannya. Karena ada sebagian keimanan seseorang itu akan mempengaruhi tingkah laku atau moral dari orang tersebut.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari agama ?
2.      Apakah definisi keberagaman di Indonesia dan dunia internasional ?
1.3  Tujuan Penulisan
Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang permasalahan sosial khususnya pengetahuan terhadap devinisi tentang manusia, agama dan keberagaman.
1.4  Metode Penulisan
Untuk menulis makalah ini penulis mempergunakan jenis penulisan deskriptif dan mempergunakan data Sekunder. Data ini diperoleh dari buku-buku, tulisan-tulisan, pendapat para ahli dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sekarang ini kurang valid dan data ini diperoleh dengan cara menggunakan studi melalui perpustakaan atau dokumen, artikel koran dan internet. Dalam hal ini penulis menggunakan metode kualitatif diskriptif, yaitu menggambarkan keadaan obyektif dilapangan yang dimaksud dengan metode ini adalah bahwa data yang terkumpul akan diolah dan dihubungkan dengan isi, yang kemudian dianalisa dan diinterpretasikan atas dasar cara berpikir yang deduktif dalam mendapatkan suatu kesimpulan dimana disesuaikan dengan peraturan yang ada.

BAB II
PEMBAHASAN
A.               Pengertian Agama[1]

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan bereligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Selain itu, Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama tersebut.

Cara Beragama
Berdasarkan cara beragamanya:
1.      Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama, bahkan tidak ada minat. Dengan demikian kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaanya.
2.      Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
3.      Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.
4.      Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.
Unsur-unsur                                                                       
Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok:
·         Kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi
·         Simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya.
·         Praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama
·         Pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi.
·         Umat beragama, yakni penganut masing-masing agama

Fungsi
·         Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
·         Mengatur tata cara hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia.
·         Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah
·         Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
·         Pedoman perasaan keyakinan
·         Pedoman keberadaan
·         Pengungkapan estetika (keindahan)
·         Pedoman rekreasi dan hiburan
·         Memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.

B.          Definisi Keberagaman di Indonesia
Keberagaman bisa diartikan keanekaragaman atau banyak macamnya. Contoh : keberagaman dalam suku bangsa indonesia, keberagaman dalam beragama, keberagaman dalam adat istiadat, dsb. Makna keragaman manusia: pada tingkat individu, keragaman manusia berarti bahwa setiap individu memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda dari individu lain. Perbedaan itu terletak misalnya pada sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat. Sedangkan pada tingkat sosial/kelompok, keragaman terjadi karena ada perbedaan suku bangsa, agama, budaya, ekonomi, daerah, dan lain-lain.
Keragaman dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat mejemuk.Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang paling heterogen di dunia, selain India. Suku bangsa merupakan identitas sosial budaya seseorang. Artinya identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan pranata yang dijalaninya yang bersumber dari suku bangsa dimana dia berasal.
Selain menjadi kekayaan bangsa, keragaman masyarakat juga dapat berpotensi negatif bagi kehidupan bangsa. Keragaman masyarakat berpotensi menimbulkan terjadi konflik, integrasi yang dipaksakan, dan sebagainya. Keragaman budaya merupakan modal untuk membangun masyarakat yang multikultural, namun sekaligus sangat berpotensi memecah belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial.
Efek negatif demikian, pada tingkat permukaan muncul dalam bentuk gesekan-gesekan, pertentangan, dan konflik terbuka antar kelompok masyarakat. Kenyataannya, konflik antar kelompok sering terjadi di Indonesia, baik antar kelompok agama, suku bangsa, daerah, maupun antar golongan politik.
 Konflik horizontal sesungguhnya bukan disebabkan oleh adanya perbedaan atau keragaman itu sendiri. Masalah itu muncul terutama karena tidak adanya komunikasi antara budaya daerah. Tidak adanya komunikasi dan pemahaman pada berbagai kelompok masyarakat dan budaya lain inilah yang justru dapat memicu terjadinya konflik. Yang dibutuhkan adalah adanya kesadaran untuk menghargai, menghormati, serta menegakkan prinsip kesetaraan atau kesederajatan antar masyarakat tersebut.
Masing-masing warga daerah bisa saling mengenal, memahami, menghayati, dan bisa saling berkomunikasi. Salah satu hal penting dalam meningkatkan pemahaman antara budaya dan masyarakat adalah sedapat mungkin dihilangkannya penyakit budaya, seperti; prasangka dan diskriminasi. Selain menghilangkan penyakit budaya, solusi lain yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah atau pengaruh negatif dari keragaman adalah menegakkan prinsip kesetaraan atau kesederajatan.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan kesederajatan/kesetaraan dalam kehidupan masyarakat majemuk, antara lain: menghapus praktek-praktek diskriminasi melalui perlindungan dan penegakan HAM di setiap ranah kehidupan manusia, menerapkan hukum dengan adil melalui perbaikan sistem hukum yang profesional, bersih dan berwibawa, pembuatan dan pengimplementasian peraturan perundang-undangan yang anti diskriminatif, membangun pola komunikasi untuk meningkatkan keterbukaan, kedewasaan sikap, dan kesadaran terhadap adanya keragaman, mengembangkan sikap dan pola pikir masyarakat untuk memandang keragaman sebagai kekayaan bangsa, memperkecil kesenjangan antara warga masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

C.      Keragaman di Dunia Internasional
Keragaman budaya di internasional berbeda dengan keragaman budaya di Indonesia. Di dunia internasional lebih luas dan bebas berbeda dengan di Indonesia yang banyak mengikat oleh adat istiadat di daerah sekitar. Contohnya dari cara berpakaian penduuduk indonesia lebih sopan dari pada dunia internasional dan masih banyak lagi.
Keragaman internasional juga dapat dilihat dari keikutsertaan mereka dalam pemberdayaan budaya dan lingkungan.
Keberagaman di internasional memang lebih sedikit daripada di Indonesia namun tidak menutup kemungkinan mereka memperbanyak keragaman budayanya.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPUL
            Agama adalah suatu  tradisi atau kepercayaan yang dianut oleh manusia itu sendiri berdasarkan kepercayaan nenek moyang mereka. Di Indonesia ada bebrapa agama yang di anut oleh sebagian besar penduduknya, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu.
            Keberagaman di Indonesia di tingkat individu memiliki ciri-ciri tersendiri melalui sikap, watak, kelakuan, tempramen dan hasrat. Sedangkan di tingkat sosial memiliki ciri-ciri keberagaman itu terjadi karena ada perbedaan suku bangsa, agama, budaya dan ekonomi daerah.
            Keberagaman di dunia Internasional cenderung lebih luas dan bebas, misalnya cara mereka berpakaina, cara berbicara/berkomunikasi, disana semua sangat bebas. Keragaman internasional juga dapat dilihat dari keikutsertaan mereka dalam pemberdayaan budaya dan lingkungan.

B.     SARAN
            Sebaiknya sebagai generasi muda, kita harus senantiasa menjunjung dan memperkuat keagamaan kita, karena dengan agama yang kuat maka kita juga akan mempunyai pondasi hidup yang kuat untuk menghadapi semua permasalahn yang terjadi setiap saat. Kita juga harus tetap menjaga keberagaman yang ada di Indoneia khususnya, karena hal itu adalah termasuk ragam Indonesia yang patut kita pertahankan.





DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

  1. titanium arts
    TATONIC ART CUSTOMING 1등 사이트 · TATONIC ROCKING T-TATONIC https://septcasino.com/review/merit-casino/ ROCKING T-TATONIC ROCKING T-TATONIC. This unique and wooricasinos.info original design is crafted with the use of sustainable mens titanium wedding bands

    BalasHapus